BICARALAMPUNG– Kemajuan teknologi dan arus digitalisasi yang begitu pesat dinilai mulai menggerus nilai-nilai luhur Pancasila di tengah masyarakat, terutama generasi muda. Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi IV sekaligus Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bandarlampung, Asroni Paslah, dalam kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang digelar di Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling, Sabtu (28/6).
Dalam sambutannya, Asroni menyayangkan minimnya interaksi sosial antargenerasi akibat dominasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Ia mencontohkan, kini anak-anak lebih memilih bermain gawai dan game dibanding berkumpul dengan teman sebaya.
“Anak-anak sekarang sudah jarang menyapa orang tua dengan sopan ketika pulang ke rumah, misalnya ‘halo Pak, halo Bu’. Ini bukan hanya soal sopan santun, tapi sudah menyentuh nilai-nilai Pancasila yang makin luntur,” tegasnya.
Tak hanya itu, Asroni juga menyoroti mulai hilangnya budaya gotong royong dan kepedulian sosial di masyarakat. Tradisi seperti rewangan saat hajatan kini tergantikan oleh jasa Wedding Organizer (WO). Begitu pula dengan ronda malam atau siskamling yang nyaris tak ada lagi.
“Sekarang ada tetangga kemalingan motor, orang cuek saja. Padahal dulu, masyarakat saling jaga dan peduli,” tambahnya.
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula narasumber dari kalangan akademisi dan pegiat sosial. Septiani Rahayu, seorang pegiat sosial, memberikan penjelasan mendalam tentang sejarah, lambang, serta butir-butir Pancasila dari sila pertama hingga kelima.
Sementara itu, Eki Dias, dosen dari Universitas Muhammadiyah Lampung, menjelaskan tujuan dari wawasan kebangsaan serta bagaimana implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, wawasan kebangsaan tidak hanya tentang cinta tanah air, tetapi juga menyangkut kesadaran berbangsa dan bernegara di tengah tantangan global.
Diketahui, kegiatan yang digelar Asroni Paslah ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan, khususnya di kalangan anak-anak dan pemuda, agar tidak tercerabut dari akar budaya bangsa di tengah gelombang modernisasi dan digitalisasi. (*)