BICARALAMPUNG– Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung, Budhi Condrowati, menegaskan capaian deflasi besar-besaran di sektor pendidikan di bawah kepemimpinan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal sebagai tonggak bersejarah.
“Penurunan hingga 15 persen di sektor pendidikan ini fenomena langka. Dalam belasan tahun terakhir, kita belum pernah melihat angka seperti ini,” kata Condrowati, Selasa (16/9).
Berdasarkan data BPS per Agustus 2025, deflasi terbesar terjadi pada pendidikan menengah yang anjlok sampai minus 51,23 persen, disusul pendidikan dasar dan anak usia dini minus 1,77 persen. Sebaliknya, pendidikan tinggi justru melonjak 11,95 persen.
Menurut Condrowati, kunci capaian itu ada pada keberanian Pemprov Lampung dalam hal ini Gubernur Mirza menghapus pungutan uang komite dan memberi subsidi sejak awal 2025. “Langkah ini langsung meringankan orang tua murid. Uang yang tadinya habis untuk sekolah, kini bisa berputar di sektor lain dan menggerakkan ekonomi,” tegasnya.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai, keberhasilan menekan biaya sekolah akan mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung. “Kebijakan ini harus kita kawal. Kalau ada celah perbaikan, benahi. Tapi kalau terbukti baik, jangan sampai diganggu,” ujarnya.
BPS mencatat inflasi tahunan Lampung per Agustus 2025 hanya 1,05 persen, lebih rendah dari 2,33 persen tahun lalu. Sedangkan indeks harga di sektor pendidikan turun dari 108,59 pada Agustus 2024 menjadi 92,19 pada Agustus 2025. Sektor pendidikan menjadi penopang utama deflasi dengan kontribusi minus 0,98 persen akibat restrukturisasi biaya pendidikan oleh Pemprov.
Diketahui, penurunan ini terjadi di era Gubernur Rahmat Mirzani Djausal atau Mirza, salah satunya dipicu kebijakan penghapusan uang komite sekolah. (*)