Sosialisasi PIP-WK Ketua Fraksi Golkar DPRD Bandar Lampung Bertabur Doorprize

waktu baca 2 menit
Kamis, 18 Des 2025 23:20 7 Redaksi

BICARALAMPUNG– Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Bandar Lampung Rama Apriditya, SH. MH., menggelar sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan Kebangsaan (PIP-WK). Namun menarik sangat cukup meriah, karena acara tersebut diselingi dengan doorprize, sehingga menambah semangat peserta.

 

Doorprize pertanyaan yang diberikan anggota Komisi III DPRD Kota Bandar Rama Apriditya seputar ideologi pancasila dan juga hikmah dalam bersyukur kepada Tuhan yang maha Esa.

 

Kesempatan itu, legislator Partai Golkar Rama Apriditya mengatakan bahwa sebagai manusia sudah wajib bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah Tuhan yang maha Kuasa. “Ya kegiatan ini selain kita sama-sama belajar tentang ideologi Pancasila, kita juga harus bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT, dimana kita masih diberikan nikmat iman dan kesehatan,” kata Rama Apriditya, di sela-sela kegiatan, Selasa (25/11/2025).

 

Selain itu, Legislator yang duduk di Komisi III DPRD Kota Bandar Lampung memaparkan perlunya memperkuat nilai-nilai Pancasila di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks.

 

Dalam paparannya Rama Apriditya mengungkapkan bahwa maraknya polarisasi di masyarakat, penyebaran informasi yang belum terverifikasi, serta melemahnya etika sosial, menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila belum sepenuhnya tertanam kuat dalam kehidupan sehari-hari.

 

“Pancasila bukan sekadar simbol, tapi pedoman moral dan etika. Kita harus pastikan bahwa nilai-nilai ini dapat diterapkan dalam tindakan nyata, baik dalam keluarga, pendidikan, maupun lingkungan sosial,” ujar Rama.

 

Dalam sosialisasi tersebut, Rama Apriditya juga mengkritisi praktik pembinaan ideologi yang selama ini lebih banyak berhenti pada penyampaian materi semata.

 

Ia menekankan bahwa tantangan utama bukan pada pemahaman konsep Pancasila, tetapi pada bagaimana nilai-nilai tersebut terimplementasi dalam kehidupan masyarakat dan pengambilan kebijakan publik.

 

“Kita sering bicara tentang Pancasila, tapi masih banyak praktik intoleransi, rendahnya kepedulian sosial, dan ketidakadilan dalam pelayanan publik.Hal ini harus menjadi perhatian serius bersama,”tandasnya. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
xMenempel bawah