BICARALAMPUNG– Ratusan pemuda dari berbagai SMA, kampus, dan komunitas di Kota Bandar Lampung memadati Balai Keratun dalam kegiatan Sekolah Politik bertema “Muda, Berdaya, Bersuara: Membangun Demokrasi yang Berintegritas.” Acara ini tak hanya menjadi ruang edukasi politik, tetapi juga ajang konsolidasi kekuatan muda untuk mendorong reformasi politik dari akar rumput.
Salah satu pemateri utama, Ni Dewi Ketut Nadi, Anggota DPRD Provinsi Lampung dari Fraksi PDI Perjuangan, dalam pemaparannya menegaskan bahwa masa depan demokrasi sangat bergantung pada keberanian dan keterlibatan generasi muda saat ini.
“Pemuda tidak boleh hanya menjadi penonton. Demokrasi tidak bisa menunggu kesiapan mereka. Justru saat inilah waktu untuk terlibat, membangun wacana, mengawasi kebijakan, dan menuntut integritas dari para pemimpin,” tegasnya lantang (13/7).
Dewi Nadi menyoroti fakta bahwa minimnya literasi politik dan apatisme generasi muda kerap dimanfaatkan oleh elite yang tidak berintegritas. Ia menilai, jika tidak ada langkah pembinaan politik yang serius, maka demokrasi akan terus dirusak oleh praktik transaksional dan oligarki kekuasaan.
Acara ini membekali peserta dengan materi strategis, antara lain:
* Peran DPRD dalam mendorong keterlibatan politik pemuda,
* Urgensi kaderisasi untuk regenerasi politik bersih,
* Strategi pengawasan pemilu dan advokasi berbasis komunitas,
* Pemanfaatan media sosial sebagai alat perjuangan politik.
Disampaikan pula bahwa teknologi dan media sosial adalah senjata ganda bagi pemuda: bisa menjadi alat propaganda, tapi juga dapat menjadi ruang edukasi dan mobilisasi rakyat.
“Jangan jadikan TikTok dan Instagram hanya tempat hiburan. Jadikan ia medan perlawanan wacana, ruang kontrol publik, dan etalase gagasan progresif. Di era digital, kekuasaan ditentukan oleh narasi, dan pemuda harus berani menyuarakan kebenaran,” ujar Dewi Nadi dengan nada serius.
Ia juga menekankan bahwa pendidikan politik yang benar adalah pilar utama. Bukan sekadar hafalan ideologi, tapi pemahaman mendalam tentang bagaimana sistem bekerja dan bagaimana memperjuangkan kepentingan rakyat secara nyata.
“Pemuda tidak cukup sekadar tahu Pancasila. Mereka harus bisa menerjemahkannya menjadi kebijakan, menjadi gerakan, menjadi pengawasan terhadap anggaran dan undang-undang yang dibuat,” ujar istri Wakil Bupati Lampung Tengah I Komang Koheri ini.
Selama kegiatan berlangsung, antusiasme peserta terlihat tinggi. Diskusi-diskusi berlangsung tajam dan reflektif. Panitia menyatakan kegiatan ini akan menjadi awal dari “Tour Sekolah Politik” yang akan menjangkau lebih banyak pemuda di wilayah Lampung.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Lampung Tengah I Komang Koheri yang menyebut bahwa Sekolah Politik dapat membuktikan bahwa pemuda Lampung bukan hanya siap belajar, tapi juga siap bertindak. “Mereka bukan sekadar harapan, melainkan kekuatan riil dalam memperjuangkan demokrasi yang adil, bersih, dan berpihak kepada rakyat,” ujarnya. (*)