BICARALAMPUNG– Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung, turut terdampak efisiensi anggaran yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, dengan pemangkasan mencapai Rp22 miliar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025. Akibatnya, sejumlah program pembangunan infrastruktur harus ditunda.
Direktur RSUDAM Lampung, Lukman Pura mengatakan, sebelum dilakukan efisiensi, rumah sakit yang ia pimpin mendapatkan pagu anggaran Rp111 miliar dalam APBD tahun 2025 ini. Namun setelah penyesuaian, jumlah tersebut menyusut menjadi Rp 89 miliar.
“Efisiensi juga berdampak pada kami, dari pagu awal Rp111 miliar, kini tersisa Rp89 miliar. Artinya, kami mengalami pemangkasan anggaran sekitar Rp22 miliar,” kata Lukman Pura dalam keterangannya, Rabu (26/2/2025).
Salah satu dampak signifikan dari efisiensi ini adalah tertundanya pembangunan Gedung Bedah Lantai IV, yang sebelumnya direncanakan untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur pasien.
“Jika pembangunan itu terealisasi, kapasitas tempat tidur di RSUDAM bisa bertambah dari 625 menjadi 700 hingga 800 bed (kamar). Namun karena anggaran mengalami pemotongan, jadi proyek ini harus ditunda,” ujar Lukman Pura.
Meskipun terkena efisiensi anggaran, Lukman menegaskan, hal tersebut tidak akan berdampak pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Ia memastikan, efisiensi hanya akan diterapkan pada sektor penunjang, bukan pada layanan medis.
“Efisiensi ini tidak boleh sampai mengganggu pelayanan kesehatan, jadi kami tetap akan mengutamakan kualitas layanan medis kepada masyarakat. Penyesuaian hanya akan dilakukan pada sektor penunjang, seperti infrastruktur dan fasilitas tambahan,” tegas Lukman Pura.
Lukman menambahkan, pihaknya akan mengurangi kegiatan yang bersifat seremonial, hingga melakukan penghematan dalam operasional rumah sakit. (*)