BICARALAMPUNG– Wakil Ketua 1 DPRD Provinsi Lampung, Kostiana, SE, MH. Ikut menyoroti anjloknya harga singkong yang memicu kegaduhan dikalangan petani di Lampung.
Politisi partai besutan Soekarno ini menilai, anjloknya harga singkong di Lampung menjadi tanggungjawab bersama, baik pemerintah, perusahan hingga petani.
“Ya, kita tidak bisa juga hanya menyalahkan perusahaan saja, karena anjloknya harga hingga semestinya menjadi tanggungjawab kita bersama, baik pemerintah, perusahan hingga petani di Lampung,” ujarnya, saat dikonfirmasi via telepon, Minggu (15/12).
Dia menduga, anjloknya harga jual singkong dipicu adanya permainan impor sagu dari luar negara.
“Ya, karena harga import sagu lebih murah, sehingga mempengaruhi permintaan terhadap sagu lokal, maka berdampak pada turunnya harga singkong di tingkat petani,” ungkapnya.
Seharusnya kata Srikandi PDI-P ini, Pemerintah dapat hadir ditengah para petani untuk menetapkan harga singkong.
“Kalau bisa, pemerintah hadir ditengah para petani untuk merancang penetapan harga singkong, bahkan saat massa panen pun pemerintah diminta memonitoring pelaksanaan penerapan harga singkong,” ungkapnya.
Terlebih Provinsi Lampung memiliki luas lahan singkong mencapai 366,830 Ha, dan produksi lebih dari 7 ton pertahun.
“Lampung memiliki 366,830 Ha lahan pertanian singkong sehingga menghasilkan kurang lebih 7 ton pertahun setiap tahunya,” tuturnya.
“Sudah waktunya mari kita bersama, antara pemerintah, perusahan dan petani singkong mencari solusi persoalan ini, agar tidak terulang kembali dikemudian hari,” ungkapnya.
Kendati begitu, dia berharap persoalan anjloknya harga singkong di Lampung dapat segera terselesaikan oleh semua pihak. Supaya persoalan kisruh penetapan harga singkong tidak terulang dikemudian hari.
Perlu diketahui, petani singkong (tapioka) disejumlah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung melakukan aksi demonstran didepan perusahaan produksi terkait anjloknya harga jual. (*)